

Selesai makan
saya dan teman teman langsung ingin menuju desa sade, salah satu dusun yang
terletak di Desa Rembitan, Lombok Tengah. Tak begitu jauh dari bandara. Dusun
ini mempertahankan adat suku Sasak yang merupakan suku asli Lombok. Bangunan
bangunan rumah di dusun ini masih traditional, atap dari ijuk, laintainya
langsung beralaskan tanah. Ada pemandu wisata lokal disini yang bisa mengajak
kita berkeliling dan menceritakan tentang adat mereka yang biasa mengepel
dengan kotoran kerbau. Uniknya, di tempat ini sama sekali tidak bau walaupun
kotoran kerbau dipakai untuk mengepel, gunanya untuk membuat rumah menjadi
hangat dan bebas nyamuk. Setelah berjalan jalan, jangan lupa memberi tips
kepada pemandu lokal , jangan lupa pamit, dan jangan kabur begitu saja. Karena
saya tahu rasanya ditinggal begitu saja itu menyakitkan, percayalah mas. Selanjutnya
kami langsung melanjutkan perjalanan. Dari Lombok tengah, kami menuju Lombok
barat untuk menyebrang ke Gili trawangan dan sekitarnya, yaitu Gili Air dan
Gili Meno.
Dengan kapal muat 10 – 15 orang, kami menyebrang ke Gili Air dulu, Ketiga gili ( pulau ) sama sama indah dengan pasir putihnya. Ada sedikit kecewa di benak saya, di pulau ini saya merasa asing. Sedikit tak nyaman karena 90% pengunjung saat itu adalah bule, ya itu sih saya. Tapi bagi pecinta hingar bingar, anak gaul kekinian, pasti suka disini, sama seperti bali, namun disini lebih freedom. Rata-rata bule, sisanya hanya rombongan saya dan beberapa rombongan lain warga lokal. Keindahan ketiga gili tidak perlu diragukan lagi, karena sudah diakui dunia. Di gili trawangan, pulau yang bisa kita kelilingi dengan naik sepeda ini, dipenuhi dengan resto, tempat penginapan, bar, café, hotel dan resort. Lengkap, semuanya ada disini, kecuali kamu, hiks . Tidak ada kendaraan bermotor dan polisi disini. Setiap sudutnya menawarkan keunikan tersendiri. Dan tentunya, hamparan laut biru dan pasir putih lembut ada di hadapan kita. Puas seharian di gili trawangan dan selesai berburu sunset,, saya dan rombongan kembali ke hotel yang ada di senggigi.
Keesokan harinya saya dan rombongan menuju timur Lombok, ke pantai tangsi yang lebih dikenal dengan pink beach. Perjalanan cukup lama dan jalanan kurang baik, dermaga untuk menyebrang pun kurang bagus dan sepi. Dan menurut pemandu kapal, hari itu hanya rombongan kami yang kesana. Ada 3 pantai yang akankami kunjungi. Menurut Pak Khalid, kami akan dibawa ke pink beach yang biasa dulu, baru kemudian yang bagus, terakhir ke pink beach yang sangat bagus. Tiba di pantai yang pertama, kapal tidak bisa bersandar di dekat pantai, jadi kami harus turun dulu masuk laut, tingginya sekitar sepinggang untuk berjalan menuju pantainya. Ombak cukup besar, jadi kami harus sedikit terhanyut, dan membiarkan diri kami terhempas (seperti kisah cinta) hiks, namun akhirnya sampai juga di pantai berpasir pink ini. Ini yang kata Pak Khalid pantai pink beach yang biasa??? Whattt??? Ini bagus sekali, tapi dia bilang biasa saja, lantas yang terakhir nanti seperti apa? Setelah foto foto sebentar, kami segera kembali ke kapal karena disitu sangat sepi, hamparan pantainya juga tidak luas.
pink beach 1 |
Kami melanjutkan ke pink beach
kedua, hanya 10 menit dari lokasi pertama, hampir sama seperti yang pertama,
bedanya disini lebih luas dan tidak segersang yang pertama karena masih ada
pepohonan di atas bukitnya. Tidak lama juga kami disitu karena sudah penasaran
dengan tempat ketiga. Sampai di pink beach yang ketiga, kapal juga tidak dapat
bersandar di pantai karena ada karangnya. Kali ini lebih dalam, namun ombaknya
tidak besar, jadi saya berenang menuju tepi. Sesampainya di pantai, saya
terdiam sejenak. Damn, ini tempat ga masuk akal. Ini pantai terindah yang
pernah saya datangi. Di hamparan pantai yang tidak begitu luas itu terdapat dua
bukit yang tidak tinggi, di celah antara bukit itu airnya berwarna tosca,
kemudian dibalik bukit , menurut peta saya adalah selat yang berbatasan langsung dengan sumba,
dan ketika air laut dari samudra masuk terhempas melalui celah antara bukit,
luar biasa indahnya. Perpaduan warna biru tua ke biru muda bercampur dengan
tosca itu. Ah!
pink beach |
pink beach lombok |
pink beach lombok |

Lelah setelah
perjalanan jauh terbayar sudah. Dan, saya resmi jatuh cinta pada kamu surga tersembunyi ini. Pink beach, Lombok,
Nusa Tenggara Barat. Anyway, pantai aja aku cintai, apalagi aahhhsudahlah.