Friday, 4 May 2012

protokoler dimata JOKOWI = nonsense

Tulisan ini hanya sedikit menceritakan pertemuan saya dengan jokowi. Saya ga akan membahas politik dalam tulisan ini. hanya share aja tentang sosok Jokowi yang saya temui singkat beberapa hari yang lalu.

Jokowi di TV, koran, dan media massa lain terlihat tinggi kurus khan? Ya Memang seperti itu sosoknya. Hehehe. Tapi kalo kadang beliau terlihat lelah, kurang bersemangat, dll, Tapi aslinya tidak loh! Hehehe...  Jokowi itu putih, rapi, wangi, ganteng lah aslinya daripada yang di TV atau foto.. beda jauh... sosok jangkung dan kurus itu ramah dan low profile. Punya kharisma tersendiri deh pokoknya.

Kejadiannya, awalnya saya yang tiap hari lewat TechnoPark Solo, siang itu melihat mobil AD 1 A terparkir di halaman. Iseng aja saya yang lagi lewat sama temen berhenti dan jalan ke arah mobil. Tiba-tiba dua orang bapak-bapak jalan dari dalam technopark menghampiri saya. Satu berseragam technopark, yang satunya batik dengan tanda nama di baju SULIADI.

Saya Cuma cengar-cengir ketika kedua bapak-bapak tersebut mendekati saya.
 “ Pak Jokowi di dalam ya Pak?hehehe”  tanya saya.
 “ Iya mba... lagi syuting...” Jawab bapak berseragam batik.
“Saya ngefans sama pak Jokowi, hehehe.” Saya masih cengingisan.
Kemudian bapak berseragam technopark yang saya lupa namanya bilang: “Mba, boleh minta fotonya? Di depan mobil Bapak Yuk!”
Saya dan teman kaget. “ HAH???” kalo digambarin, muka saya mungkin kaya gini -----_____------ tapi ya saya jawab, “hehehe, iya deh pak”.
Trus kita foto bareng deh -_- 



ini yang pake hape saya. Yang pake camera dia ada beberapa jepret foto kita yang Cuma berdua. Cukup romantis lah ---___---

Setelah sesi foto-foto aneh kelar, Bapak berseragam batik mengajak saya masuk, “ Tunggu aja di dalem mba...disini panas.”
“Aduh, bapaknya baik, care, perhatian banget.” Gumam saya dalam hati.

Di dalam, saya dikasih minum sama Bapak tadi. Saya ngeliat namanya lagi. SULIADI. Saya jadi teringat sesuatu. Saya memaksa otak saya mengingat tentang SULIADI, siapa sebenarnya dia?????
Dan akhirnya saya ingat!!!!  di buku tentang jokowi, SULIADI itu khan supir pribadi beliau -_- “oalah ini tho Pak Suli? Ganteng juga.” Hahahaha....

Saya ngobrol banyak sama Pak Suli yang baik hati, ramah, perhatian dan tidak sombong. Tentu saja obrolannya bukan seperti tanya lagu favorite atau hobi pak suli ya.... tentu saja saya ngobrolin tentang Pak Jokowi...

Ditengah ngobrol sama Pak Suli, saya dapet sms dari temen yang 
kerja di technopark
“ Nes, Pak Jokowi di technopark, sini aja. Beliau lagi break, agak nyantai.”
Hahahaha tanpa nunggu lama, saya langsung ke gedung belakang bersama teman menuju tempat Pak Jokowi syuting.
Saya heboh sendiri dan norak sih, sampe-sampe kru dan sutadara liatin saya dengan tatapan hina dan jijik. Hahaha. Habisnya Pak Jokowi ganteng banget sih aslinya. Wkwkwkwkw

Dan disitu saya bebas aja masuk gitu. Ga ada sama sekali pengamanan dan pengawalan ketat ke Jokowi. Ga ada yang nanya-nanyain saya, ga ada prosedur ribet yang harus ditempuh untuk berada tiga meter dari Jokowi berdiri. Ga ada protokoler  yang menunjukan kalo dia itu orang no 1 di Solo.
Saya fotoin Jokowi dari deket, karena tangan bergetar grogi, jadi hasilnya kaya gini deh. Haha

Disitu panas. Panas banget. Saya ingat cuaca Solo saat itu 32-33 derajat. Semua orang di ruangan pada ngeluh. Kru, pemain, orang technopark, dll, pada ngeluh.... tapi Jokowi????? Santai aja dia nya... masih murah senyum. “nrimo”nan kalo kata orang Jawa.
Jokowi  ga banyak minta. Padahal dia orang penting disitu. Dia pendengar yang baik, saat diarahkan sama sutradara, Jokowi mendengarkan baik-baik, diam dengan gaya khas nya, tersenyum, mengangguk lalu bilang IYA, dengan tersenyum lagi dan ngelakuin semua yang diarahkan sutradara. Ga ada satu katapun keluhan atau protes dari Jokowi .

Ngeliat saya merhatiin Jokowi dengan mata berbinar, seorang bapak-bapak mendekati saya.
“Sini mba, foto aja sama Bapak. Gapapa, santai aja.”
Kemudian saya ditarik ke arah Jokowi, saya narik temen.  Setelah sepik sepik dikit ke Jokowi, bapak tadi lalu nyuruh saya foto sama Jokowi.



Jokowi ngeliat kami dan senyum, selesai foto  tiba-tiba Jokowi berucap
“Mana, sini liat fotonya, bagus ga?” lalu ngambil Hape saya.
“ Ya...ya... bagus,,,,” gumamnya.
Dengan noraknya saya bilang ke Jokowi ,” Pak, saya nge’fans banget sama Bapak. hehehehe”
Jokowi ngeliat saya dan ketawa “ Hahahaha... ya...ya...ya....”

Low profile banget beliau. Baik, dan selalu memposisikan dirinya sama dengan orang lain. Beliau ga pernah menganggap dirinya orang penting. Benar-benar sederhana dan baik. Dan tentunya, ganteng. Hahahahaha.....

Wednesday, 28 March 2012

sebuah harapan itu bernama JOKOWI

Setiap orang yang ada di sekitar saya selalu bertanya, “ Kenapa sih kamu bisa nge’fans sama Pak Jokowi?”
Dan setiap itu pula saya selalu menjawab ; “ tidak ada alasan untuk tidak nge’fans sama Jokowi.”
Hehehe, karena kalau saya jelasin alasannya, mungkin akan wasting your time, terlalu banyak alasan kenapa Jokowi begitu hebat dimata saya.
Mungkin satu-satunya alasan yang paling tampak jelas adalah karena Jokowi BERANI MELAWAN ARUS.
Orang seperti Jokowi itu langka, negara kita memerlukan orang langka seperti itu. Namun tentunya banyak juga yang ingin menjatuhkan citranya dengan menjelek2annya.

Kalo cewek seumuran saya mungkin akan memasang foto cowoknya, band korea favorit atau artis lain di kamarnya. Tapi jika masuk ke kamar saya, maka anda akan menemui foto – foto, berita dan poster Jokowi. Dan percayalah semua sudah tertempel jauh sebelum Jokowi mencalonkan diri sebagai calon DKI -1 . Haha





Btw , bulan Maret ini terbit dua buku Jokowi. Dan tentu saja saya langsung memilikinya. Walaupun saya tau, 80 % isi dari buku itu sudah saya ketahui. Tapi tetap saja saya beli. Tetap saja  saya mencoba membaca semua. Dan.......... ya... saya sudah mengetahui sebagian besar isinya -_-

Oya, sekali lagi kedua buku ini bukan biografi. Jadi jangan harapkan mendapatkan hal – hal yang sangat mendetail tentang Jokowi.


Buku pertama yang lebih dahulu terbit adalah “ JOKOWI, Dari Jualan Kursi Hingga Dua Kali Mendapatkan Kursi” . Buku ini ditulis oleh Zaenuddin HM  dan mengulas tentang rekam jejak langkah besar seorang Jokowi.  Bagaimana kisah dibalik nama julukan “JOKOWI”  yang kini populer, kisah singkat sebelum Jokowi menjabat sebagai orang nomer 1 di kota Solo, dan yang terpenting adalah Lima Terobosan Penting Jokowi Sebagai Prestasi. Yang antara lain Sukses Merelokasi PKL Tanpa Penggusuran dan Kerusuhan, Sukses Menata Pasar Tradisional dan Minus Mall, Sukses Membawa Solo “ Go To International” , Sukses Menjaga Solo Kota Bersih dari Korupsi ke-3,  Sukses Mengangkat Mobil “Kiat Esemka” dan Membangkitkan Industri Otomotif Dalam Negri.  





Sedangkan pada Buku kedua, “ Jokowi pemimpin rakyat berjiwa rocker. “  wawancara langsung sang penulis,Yon Thayrun  dengan Jokowi membuat kita serasa benar – benar berada dekat dengan Jokowi dan kesehariannya. Buku ini  Mengulas juga tentang masa kecil Jokowi, Kesehariannya yang sangat sederhana dan terkesan bukan seperti orang penting. Dimana dia selalu MEMANUSIAKAN MANUSIA yang kemudian membuatnya dekat dan dicintai  seluruh lapisan masyarakat. Bagaimana tidak? Jokowi sering saja bersepeda dengan sepeda onthel tanpa pengawalan dan selalu menyapa warga sekitar. Tak jarang juga Jokowi melepas Jas’nya, lalu makan semeja dengan sopir, ajudan dan warga di warung makan sederhana atau bahkan yang terletak di dalam gang – gang. Jokowi bisa tiba-tiba muncul di rumah ajudannya hanya untuk berkunjung. 


Untuk lebih lengkapnya, bisa baca kedua buku tersebut. :p 





" jangan punya kepentingan, kepentingan kita hanya satu : untuk rakyat." -Jokowi



"kalau orang lain banyak yang pesimis dengan pemberantasan korupsi, saya adalah orang yang optimis. Berantas korupsi itu mudah asal sadar tekad dari para pemimpin." -Jokowi

"Berantas korupsi itu tergantung komitmen pemimpinnya, maka bawahan akan ikut. Sebab, kalau pemimpinnya bersih dan anak buahnya kotor maka tinggal ganti saja bawahannya." -Jokowi

"Jangan lagi ada yang bilang ini pencitraan. Tujuh tahun jadi walikota Solo, saya tidak pernah pasang foto saya, di baliho, di brosur tentang kota Solo. Tidak ada." -Jokowi

"Saya tidak ada potongan jadi presiden. Jadi Walikota saja saya tidak punya potongan, apalagi presiden." -Jokowi

 "Namanya juga usaha. jatuh bangun sudah biasa."
 -Jokowi

"Mangku itu adalah tradisi yang hebat. Ada kesetaraan di dalam tradisi itu." -Jokowi 



 Satu Harapan saya. sederhana saja. Semoga Pak Jokowi panjang umur. karena kota ini, negara ini, warga ini membutuhkan orang seperti Jokowi.

Wednesday, 7 March 2012

Menikmati ombak laut selatan di Pantai Srau, Pacitan

Pantai Srau Selalu Manjakan Surfer dengan Ombaknya


http://travel.detik.com/readfoto/2012/03/07/201443/1860772/1026/1/pantai-srau-selalu-manjakan-surfer-dengan-ombaknya




Pantai Srau terletak di desa Candi , Pringkuku, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Sekitar 25 kilometer ke arah barat dari kota pacitan. Untuk menuju pantai ini hanya dapat melalui transportasi pribadi dan harus melewati jalanan yang berliku dan terkadang terjal.



Pantai Srau yang memiliki pasir yang sangat putih dan lembut ini memiliki daya tarik tersendiri. Dan ombak laut selatan yang terkenal ganas , tak menyiutkan nyali surfer - surfer yang kerap berselancar di Srau.









watukarung, salah satu spot yang manjakan surfer di Pacitan




Pantai Watukarung terletak di Pacitan, Jawa Timur. Walaupun tak seterkenal Klayar, namun pantai yang masih jarang dikunjungi wisatawan ini nyatanya menyimpan pesona yang luar biasa. Hamparan pasir putih yang sangat lembut dan beberapa pecahan koral warna warni akan menyambut kita. Gradasi warna laut pun terlihat jelas antara putih, biru dan hijau. Ombak Laut Selatan yang terkenal ganas pun tak menyurutkan wisatawan untuk kesana dan bermain di pantai.




Watukarung pun menjadi salah satu spot favorit para peselancar profesional. maka tak jarang ketika siang menjelang sore kita akan menjumpai beberapa surfer bule, atau terkadang orang lokal yang tengah menaklukan ombak di watukarung.








 Di sekitar pantai watukarung terdapat beberapa bukit kecil yang dapat didaki. Dari atas bukit batuan yang tampak hijau ini  , kita dapat menikmati indahnya pemandangan sekitar. Pantai sekitar watukarung pun terlihat dari atas bukit. Bak melihat lukisan akuarium Tuhan yang nyata, maka kita akan menyadari kebesaran Tuhan yang luar biasa.


Wednesday, 25 January 2012

Satu-satunya Mentri yang Memakai Sepatu Kets





dahlan iskan dengan sepatu kets'nya



DAHLAN ISKAN

Satu-satunya Mentri yang selalu memakai sepatu kets di tiap kesempatan







Beberapa hari yang lalu saya sedang searching tentang surat kabar Jawa Pos, dan saya baru mengetahui bahwa pimpinan surat kabar itu adalah seorang Mentri yang dahulunya berprofesi sebagai wartawan. Kemudian saya searching tentang beliau, Bapak Dahlan Iskan yang sekarang menjabat sebagai Mentri BUMN. Perhatian saya langsung tertuju pada penampilan beliau yang tidak biasa. Di beberapa foto, tampak beliau mengenakan sepatu kets walaupun dengan atasan formal. Saya searching beberapa foto lagi dan ternyata semua foto beliau tampak mengenakan sepatu kets.










Kompasiana- Senang lihat Dahlan Iskan dan sepatu sneaker-nya berjalan di halaman Istana Negara. Wartawan juga boleh dong pake kets ke istana? Kalimat itu muncul dalam status facebook mantan wartawati Istana, Ika Chandra Viyatakarti, beberapa waktu lalu.
Usai menjadi Direktur PLN lalu naik tahta menjadi BUMN banyak pujian diberikan pada Dahlan Iskan. Bahkan ada yang bilang, pengangkatan pemilik grup usaha Jawa Pos itu telah menyelamatkan muka SBY terkait keraguan atas efektivitas reshuffle kabinet.


Ya Dahlan yang kaya raya saat ditunjuk menjadi Direktur PLN telah menyedot perhatian karena tetap tampil low profile. Menurut laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN) hartanya mencapai Rp 48,8 miliar. Tapi kekayaan itu tak menyilaukannya. Etos kerja keras dan kerja cerdas yang telah ia bangun sejak menjadi wartawan tetap ia tunjukkan saat menjadi Direktur PLN.
Pria kelahiran Magetan, Jawa Timur, 17 Agustus 1951 pun dianggap sukses membuat program terobosan seperti Sehari Satu Juta Sambungan untuk pemasangan pelanggan baru.
Selain itu, Dahlan sukses menggelar program tambah daya gratis untuk menekan subsidi, efisiensi pembelian trafo hampir 50 persen. Pada Mei 2011, Dahlan juga menetapkan bulan tanpa surat perintah perjalanan dinas (SPD). Setiap karyawan PLN yang melakukan perjalanan dinas tidak ada penggantian uang perjalanan.
Saking sukses storinya, sosok Dahlan Iskan pun seolah tanpa cacat. Sepatu kets yang menjadi ciri khasnya justru dianggap sebagai bagian dari kesederhanaan, sekaligus kelebihannya. Bahkan ada ulasan yang mendikotomikan sepatu kets Dahlan Iskan dengan sepatu kulit mahal lambang modernisasi yang banyak didewakan. Sepatu kets Dahlan Iskan menjadi pemenangnya.
Ulasan-ulasan berlebihan tentang Dahlan Iskan di media pun seolah menjadi permakluman bahwa ia bisa seenaknya berjalan-jalan di Istana Negara menggunakan sepatu kets. Padahal dalam peraturan resmi mengikuti acara di Istana, siapapun tak boleh menggunakan celana jeans, kaos baik berkerah apalagi tidak, termasuk sepatu kets.
Jangankan para tamu, wartawan yang biasa ngepos di Istana saja tak akan berani mencoba-coba hadir dalam acara resmi menggunakan celana jeans atau sepatu kets. Paspamres yang berjaga di pintu gerbang pasti akan langsung menolaknya entah itu sudah kenal atau tidak.
Wartawan yang tak biasa dengan berpenampilan resmi seperti itu tentu saja akan tersiksa. Saya sendiri pernah merasakan menjadi wartawan istana pada tahun pertama terpilihnya SBY sebagai Presiden di periode awal. Saat itu saya harus mengubah total penampilan yang serba santai menjadi serba resmi, dan itu sangat menyiksa.
Untungnya penugasan itu hanya beberapa bulan, karena pimpinan di kantor menarik kembali saya untuk mengelola halaman. Saya jadi kembali bebas. Dan karenannya, saya sangat bisa memahami harapan rekan Ika Chandra untuk bisa menggunakan sepatu kets di Istana seperti Dahlan Iskan.
Kebiasaan menggunakan sepatu kets bukan monopoli Dahlan Iskan. Banyak orang ingin bekerja seperti itu namun tak kuasa karena belum sesukses sang menteri BUMN. Kebiasaan menggunakan sepatu olahraga itu karenanya bukan sebuah kelebihan seseorang dan tak bisa dijadikan contoh.
Saya lebih suka dengan kasus sepatu mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Orang sekelas Kalla secara mengejutkan ternyata selalu menggunakan sepatu kulit buatan dalam negeri dalam kesehariannya. Kasus sepatu Jusuf Kalla terasa lebih nasionalis, inspiratif, dan bisa menjadi teladan.
Karena itu permakluman sepatu kets Dahlan Iskan di Istana harus segera diakhiri. Selama menjadi orang pertama di Jawa Pos, PLN atau Kementrian BUMN, Dahlan bisa saja bebas menunjukkan eksentriknya, selalu menggunakan sepatu kets. Tapi di Istana Negara ia adalah hanya anggota kabinet, pembantu presiden, dan harus taat pada peraturan istana.
Dahlan harus berlapang dada dan menghormati tatakrama Istana sebagai simbol negara dengan tak menggunakan sepatu kets seenaknya di sana. Apa susahnya sih mengganti sebentar sepatu kets dengan sepatu resmi saat berada di Istana? Kan bisa dilakukan sebentar di mobil, toh bisa diganti lagi saat acara selesai? Banyak juga lo sepatu kulit yang enteng dipakai layaknya sepatu kets.
Jika permakluman itu dibiarkan, setiap kali berada di Istana akan selalu muncul rasa iri hati. Misal akan muncul pertanyaan, jika Dahlan Iskan boleh kenapa saya tidak?
Saya kira kepatuhan Dahlan Iskan mengganti sepatu kets di Istana Negara justru bisa menjadi sukses lain dalam storinya. Bahwa ia bukan pimpinan egois, pimpinan tahu diri, patuh pada paspamres dengan mentaati tata karma Istana Negara.
Senang lihat Dahlan Iskan menggunakan setelan jas dan sepatu kulit serasi, tampak berwibawa saat berjalan di halaman istana negara. Begitulah status facebook saya kelak jika Dahlan Iskan akhirnya mau mengganti sepatu ketsnya di Istana Negara.



  



Detik.oto- - Menteri BUMN Dahlan Iskan ternyata cukup memantau perkembangan motor di tanah air. Motor menurutnya memberikan dampak luar biasa pada transportasi. "Dengan sepeda motor, masyarakat kelas menengah bawah memiliki alat mobilisasi dan lebih fleksibel dibandingkan dengan alat transportasi kelas menengah atas," ujar Dahlan di Jakarta. Penjualan motor di Indonesia memang cukup menggila akhir-akhir ini. Selama 2011 saja hingga bulan November kemarin, angka penjualan motor mencapai 7,580 juta unit. "Ini akan memberikan dampak yang luar biasa kepada transportasi kita," ujar Dahlan Iskan. Sebelumnya, ketika masih menjabat sebagai Direktur Utama PT PLN (Persero) Dahlan Iskan bermimpi untuk melakukan elektrifikasi terhadap kendaraan-kendaraan bermotor yang ada di Indonesia. Hal ini dapat mengurangi penggunaan BBM yang ke depannya semakin mahal dan langka. "Memang kita punya cita-cita kalau bisa seluruh mobil dan motor itu pakai listrik, pertama kan BBM mahal terus, dan kedua biar bisa kurangi polusi. Sekarang lagi kita pilih untuk pulau tertentu supaya satu motor di sana bisa pakai kendaraan listrik," kata Dahlan. Dahlan juga mengakui, bahwa hal ini tidak sekedar rencana, tapi ingin menjadi sebuah program tersendiri dan bisa menjadi sebuah kenyataan meski belum menjadi prioritas.


Tuesday, 24 January 2012

siapa sangka JOKOWI suka musik cadas?






 Lelaki bertubuh tinggi kurus yang akrab disapa "Jokowi" ini ternyata suka musik cadas. 








Walikota yang telah menjabat sebagai pemimpin tertinggi Solo selama dua periode itu nyatanya memenangkan hasil pemilihan sebanyak 90% tanpa KAMPANYE. Namun dibalik sikap sederhana'nya itu, ternyata Jokowi memiliki sisi lain yaitu menyukai musik cadas. Meski demikian, Jokowi tetap mencintai budaya Jawa. Dan jangan heran jika suatu saat anda akan menemui Jokowi di pergelaran musik keroncong atau wayang kulit,duduk di deretan belakang  ngobrol dengan warga sampai tengah malam.



  Suka Musik Cadas
Jokowi memang pribadi yang menarik.  ”Saya suka yang cadas.
Rock. Metal! Membuat tergugah dan sangat bersemangat untuk berkarya,” serunya.

Sejak masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), Jokowi remaja sudah mulai mendengarkan lagu-lagu Led Zeppelin, Metalicca, Napalm Death, Fear Factory, dan Lamb of God. Dia bukan penikmat The Police atau The Beatles. Meski mengaku hanya penikmat musik, dan bukan pemain, Jokowi merasa jiwa rocker hidup di hatinya. ”Dan kita tentu sepakat, tidak ada rocker yang tidak gondrong. Sejak SMA (Sekolah Menengah Atas), rambut saya gondrong sebahu sampai-sampai guru dan kepala sekolah bingung untuk menegur. Mereka gemas tapi khawatir menyinggung perasaan saya karena saya selalu juara umum,” kenang lulusan SMA Negeri 6 Solo ini.

Sewaktu kuliah, Jokowi meneruskan hobi merawat rambut panjang. Bahkan, ia menyebutnya sebagai ”gondrong berat”. ”Spirit rock dan metal adalah kebebasan.
Saya merasa mendapatkan energi itu dari mendengar musiknya dan membiarkan rambut tumbuh panjang. Saat ini pun, saya membebaskan rambut anak-anak kami untuk gondrong, meski mereka harus merapikannya. Apa kata orang kalau anak-anak walikota berambut acak-acakan? Ha-ha-ha,” ujarnya.

Jokowi memangkas rambut dan menatanya dengan rapi sejak menikah dan menjalankan bisnis. Ia semakin rapi-jali sejak menjabat walikota. Namun Jokowi tidak menghentikan kegemarannnya mendengarkan musik keras di mobil, ruang kerja, atau ruang istirahat. ”Saya seorang forester yang suka musik cadas. Karakter itu tidak akan pernah terhapuskan oleh apa pun,” kata Jokowi.




TEMPO.CO, Jakarta - Wali Kota Surakarta Jokowi sudah tak sabar menanti kedatangan grup band metal legendaris asal Brasil, Sepultura, ke Indonesia. Ia sudah pegang tiket dan siap melihat aksi panggung grup band yang lahir tahun 1980-an itu di Senayan, Jakarta, 9 Februari nanti.

“Saya akan nonton di Jakarta,” kata pemilik nama lengkap Joko Widodo ini saat berbincang di kantor Tempo, Kamis, 12 Januari 2012.

Jokowi, 50 tahun, menggemari musik cadas sejak masih muda. Padahal ketika itu teman-temannya sedang menggandrungi musik The Beatles. Baginya, musik rock dan metal simbol pendobrak. Ia mengaku berulang kali menyaksikan konser band rock di Jakarta, salah satunya adalah konser Deep Purple di Senayan, Jakarta, tahun 1975.
“Biasanya kalau nonton saya ada di tengah-tengah,” kata penggemar band Lamb of God, Metallica, Led Zeppelin, Napalm Death, dan Fear Factory. Kaset CD grup band kesukaannya itu biasanya ada di dalam mobilnya.
Jakarta merupakan kota kedua di Indonesia yang menjadi tujuan Sepultura. Sebelumnya, kota yang akan didatangi oleh Derrick Green cs adalah Makassar, 4 Februari. Di sana mereka akan manggung di Lapangan Basket Karebosi, Makassar.
Setelah dari Jakarta, band yang digawangi oleh Andreas Kisser (gitar), Paulo Jr.
(bas), dan Eloy Casagrande (drum) ini akan manggung di Jatim Expo International, 11 Februari, dan di Gelanggang Olahraga Ngurah Rai, 12 Februari.
Sepultura sebelumnya pernah sukses menggelar konser di Jakarta dan Surabaya, 1992 lalu.
Konser di Tanah Air ini merupakan bagian dari tur keliling “Asia Relentless Tour 2012”. Setelah Indonesia, mereka akan menggelar konser di Malaysia.




nge-rock di konser Linkin Park
 Kompas.com - Jokowi lagi, Jokowi lagi. Walikota Solo yang terkenal nyentrik ini kembali menuai simpati atas apa yang dilakukan maupun atas apa yang dibicarakan. Dengan segudang prestasi tersendiri, Jokowi tak lupa menunjukkan kecintaannya terhadap musik cadas. Pada Sabtu kemarin (17/9) Jokowi menghadiri dan bergabung dengan para pecinta rock & metal di acara “Rock in Solo” yang digelar di Alun-Alun Utara Kota Solo (kompas.com mohon diralat beritanya, Rock in Solo bukan digelar di Stadion Sriwedari). Lalu kemarin malam (21/9) Jokowi juga turut menyaksikan konser akbar band nu-metal & rock alternative asal California yang booming sejak album pertamanya bertitel “Hybrid Theory”, siapa lagi kalau bukan supergroup Linkin Park. Bertempat di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jokowi yang ditemani ajudan ini ikut bergabung dengan puluhan ribu massa yang juga ingin menyaksikan ‘hentakan’ lagu yang dibawakan oleh Linkin Park.
Band yang digawangi oleh Chester Bennington (vocal), Rob Bourdon (drum), Brad Delson (guitar), Dave “phoenix” Farrell (bass), Joseph Hahn (turntable), dan musisi serba bisa Mike Shinoda (vocal), dengan penuh antusias ‘menghantam’ Senayan dengan konser yang bertajuk “A Thousand Suns World Tour”. Lagu “Papercut” yang merupakan lagu yang diambil dari album pertama (Hybrid Theory) menjadi lagu pembuka menghentak diiringi para penonton yang banyak terlihat histeris. Dilanjutkan dengan “Numb” dari album kedua (Meteora) yang makin menambah antusias audiens. Tak ketinggalan pula lagu “Iridescent” yang merupakan soundtrack film “Transformers: Dark of The Moon” digeber di panggung. Aura kedahsyatan konser ini pun juga dilengkapi dengan penampilan serba bisa dari Mike Shinoda, selain melengkapi sektor vokal dengan ciri khasnya yang nge-rap, Mike pun sering beberapa kali turut memperkuat sektor musik, baik dengan gitar maupun keyboard. Lagu-lagu seperti “Crawling”, “Shadow of The Day” pun juga tak kalah menambah atraktifnya penampilan Linkin Park, dan penonton pun semakin dibuat lebih semangat berjingkrak-jingkrak.
Bagi Linkin Park, konser ini adalah penampilan kedua kalinya di Indonesia, setelah sebelumnya pertama kali tampil di Pantai Carnaval, Taman Impian Jaya Ancol pada 13 Juni 2004 lalu. Jokowi sendiri juga mengaku tak mempersiapkan secara berlebihan untuk menonton konser Linkin Park kali ini. David, ajudan Jokowi pun mengatakan “Iya, tadi bapak menyempatkan nonton Linkin Park. Kebetulan paginya memang ada acara di Balai Kartini dan malamnya nonton konser” (joglosemar.com) David sendiri mengaku baru membeli tiket pada siang harinya seharja 2,5jt rupiah, karena hanya tiket dengan harga itulah yang tersedia pada siang hari tersebut.
Ketika ditanya perihal dirinya menonton konser Linkin Park, Jokowi pun menjawab dengan santai, “Apa yang salah dengan wali kota nonton musik rock? Saya ingin, ya, saya lakukan. Senang musik rock bukan berarti tidak cinta keroncong atau gamelan,” tutur Jokowi (kompas.com)
Pria kelahiran Surakarta, 21 Juni 1961 ini saat ikut bergoyang di perhelatan “Rock in Solo” pun menyampaikan keinginannya untuk bisa mendatangkan ‘dedengkot’ musik metal yang melegenda seperti Metallica dan Megadeth ke perhelatan tahunan “Rock in Solo”. Para penggemar metal saat ini pun bisa bersenang hati karena Jokowi mengungkapkan bahwa “Rock in Solo” tahun depan kemungkinan besar akan mendatangkan bintang tamu sekelas group Lamb of God.
Apapun yang dilakukan oleh pak Walikota ini, pantaslah kita ambil sisi positifnya. Merangkul semua elemen masyarakat tanpa mengerdilkan kelompok lain, patut ditiru oleh para pemimpin di negeri ini. Mungkin belum ada yang menyamai keberaniannya yang menonton konser, pergi mengunjungi pasar, survey pedagang kaki lima, dan beberapa aksi lainnya hanya ditemani satu atau dua orang ajudan saja. Jokowi juga dijadwalkan akan membuka “Festival Keroncong Solo” pada 29 September nanti, inilah wujud kecintaannya pada seni dengan tidak memandang apapun itu perbedaan gender musik.


 
 
Solo – Perhelatan Rock In Solo, Sabtu (17/9) malam, memang menyita perhatian publik. Penggila rock dan metal dari segala penjuru kota di Indonesia hadir memenuhi Alun-alun Lor Kraton Solo. Siapa sangka, Walikota Solo Joko Widodo (Jokowi), juga termasuk dalam 8.000 penonton yang hadir. Dengan berada di area panggung tanpa pengawalan ketat, orang nomer satu di Kota Solo ini tampak asyik menikmati alunan keras dari band-band rock metal yang tampil. Sejak muda, Jokowi memang penyuka music rock. Bahkan dalam beberapa tahun ia sempat memiliki rambut gondrong sebahu sebagai identitas pecinta rock.
Jokowi yang pada malam itu menggunakan kaos bergambar band rock Lamb Of God menonton pertunjukkan ini hingga selesai. “Keren banget…,” ucapnya ketika ditanya oleh MC tentang pendapatnya terhadap pesta musik rock tersebut. Seperti penonton lainnya, Jokowi yang kala itu merangkapi kaosnya dengan jaket merah juga ikut  mengacungkan dua jari sebagai kebersatuan dalam musik rock.
Sebagai salah satu fans Metalicca, pada Rock In Solo 2012 mendatang, ia menginginkan band tersebut hadir juga untuk kembali menghibur masyarakat. Seketika penonton bersorak keras ketika Jokowi menyebutkan nama band tersebut yang diharapkan tampil di tahun depan. “Dulu saya juga suka Lamb of God, Led Zepelin, dan Iron Maiden,” lanjutnya.
Jokowi mengakui, rock metal memang jenis musik kebebesan dan pemberontakan. Namun dirinya tidak ingin para generasi muda yang sedang cinta-cintanya dengan music rock mengambil sisi negatif dari dua karakter musik rock tersebut. “Kebebasan dan pemberontakan bisa saja tidak selalu berujung negatif. Ambillah filosofinya dan ambil sisi positifnya. Seperti kebebasan yang tetap memiliki tanggung jawab dan pemberontakan yang terarah dan bertujuan. Jika sisi ini diambil, pasti yang ditemukan kebaikan,” pesannya.



sumber: kompas.com
timlo.net
tempo.com
harianjoglosemar



Walikota Mana yang bisa Se’sederhana ini?





 




Disaat pemimpin lain mengeluhkan kenaikan gaji, (termasuk Presiden, para mentri dan anggota DPR), JOKOWI , walikota SOLO, sama sekali belum pernah mengambil gaji’nya !!!!






 
Jokowi belum pernah melihat ataupun menerima amplop gaji bayarannya sebagai walikota. ”Kalau teken saya memang teken tapi tidak pernah lihat amplopnya. Ambil gimana, wong lihat amplopnya saja tidak pernah,” Ketika ditanya kenapa tidak mengambil gajinya, dengan rendah hati ia tidak mau menjawabnya. Nggak, nggak, saya tidak mau menjawabnya karena terlalu riskan. Yang penting saya tidak pernah ambil gaji. Kalau tidak percaya, tanya saja kepada sekretaris atau ajudan saya,” tegas dia.

Soal mobil dinas, dia juga enggan menggantinya dengan yang baru. Mobil dinas Toyota Camry keluaran tahun 2002 ini merupakan peninggalan mobil dinas walikota Solo sebelumnya, Slamet Suryanto. “Mobil asal bisa dinaikin, tidak perlu mobil baru,” ujar Jokowi. Dan jika mobil tersebut macet, tanpa sungkan, Jokowi turun santai menemui rakyat tanpa jarak. Ia tidak bossy atau sok penting. Jokowi memanusiakan manusia.

Suatu ketika, dalam perjalanan dinas ke Nusukan, sebuah kampung di Solo Utara, mobil dinasnya yang tua mogok. ”Saya tidak mau merepotkan orang banyak. Saya telepon Gibran, anak sulung saya, minta dijemput. Dia datang dengan mobil Toyota Kijang tua kami. Saya pulang dengannya, mobil dinas pulang dengan derek. “Hidup saya semudah itu saja,” ungkap Jokowi. Mobil dinas tersebut tiga hari masuk bengkel dan Jokowi tidak lantas marah, apalagi minta mobil dinas baru. ”Saya tidak birahi pada mobil,” tukasnya. Selain itu, dia mengaku memang tidak suka gonta-ganti mobil. Seperti halnya mobil pribadinya yang sudah 14 tahun tidak diganti. “




 
Joko Widodo Dijagokan Gubernur DKI Jakarta- Wali Kota Surakarta Joko Widodo yang akrab dipanggil Jokowi, menanggapi dingin mengenai hasil kajian yang dilakukan oleh Cyrus Network bersama Laboratorium Psikologi Politik Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI), yang sementara ini dinilai paling tepat untuk memimpin Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota DKI Jakarta.
"Jabatan seperti itu tidak perlu diuber-uber nanti kalau waktu datang pasti juga akan datang. Buktinya saya dulu itu hanya tukang kayu yang setiap hari hanya dipabrik menggeluti mebel dan waktunya datang saya bisa jadi Wali Kota Surakarta, sampai orang tua saya itu tidak percaya. Untuk itu berdasarkan pengalaman yang sudah-sudah itu adanya berita tersebut kita tanggapi
dengan tenang dan kepala dingin," katanya.
Cyrus Network bersama Laboratorium Psikologi Politik Fakultas Psikologi Universitas Indonesia ,elakukan penelitian pada 24 November hingga 1 Desember 2011.
Metode penelitian dilakukan dengan focus group discussion di tahap pertama, lantas survei opinion leader di tahap kedua. Kegiatan ini melibatkan 100 orang yang terbagi dalam 10 kelompok.
Pengkajian meliputi sembilan dimensi calon Gubernur DKI Jakarta meliputi visioner, leadership, intelektualitas, ketrampilan politik, ketrampilan komunikasi politik, stabilitas emosi, gaya kepemimpinan, penampilan dan integritas moral.
Penelitian tersebut memunculkan nama-nama yang pantas menjadi calon Gubernur DKI Jakarta pertama Jokowi skor 6,98, kedua Faisal Basri skor 6,7, ketiga Fadel Muhammad skor 6,3, keempat Sandiaga Uno skor 6,15 dan kelima Chairul Tanjung skor 6,10.
"Ya kalau dalam survei itu seperti dimuat di beberapa media memang saya nomor satu dan saya juga terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada saya. Untuk mencapai tujuan itu tidak cukup hasil survei saja, tetapi juga perlu dukungan semua baik menyangkut masalah politik, masyarakat,partaidanlain-lain,"katanya
Jokowi menyatakan dirinya tidak punya keinginan untuk maju Gubernur DKI Jakarta .
"Saya tetap tak kepikiran untuk ke sana dan saya harus sadar dan secara realitas politik sulit. Belum lagi pertimbangan-pertimbangan lain yang memberatkan saya. Sekarang saya juga masih menjabat sebagai Wali Kota Surakarta ini sudah cukup," katanya.






TEMPO.CO,Jakarta - Pemilihan umum untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden RI masih dua tahun ke depan, tapi nama-nama calon sudah mulai bertebaran. Tak hanya dari kalangan pimpinan partai politik, tokoh di luar partai politik juga muncul.
Dalam perbincangan publik, nama
Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan dan Wali Kota Surakarta Jokowi mulai dipasangkan sebagai calon Presiden dan Wakil Presiden 2014-2019. Disinggung soali ini, Jokowi yang pekan lalu berkunjung ke Tempo menanggapinya sambil bercanda.
“Jadi Wali Kota saja dianggap tidak ada potongan. Saya ini baju dibesar-besarin. Kurus begini tidak mbodi,” kata pemilik nama lengkap Joko Widodo itu sambil menunjukkan lengannya yang menurutnya kurus.
Ukuran tubuhnya yang kurus menjadi alasan dia tidak pantas menduduki kursi orang kedua di Indonesia. Sarjana Kehutanan Universitas Gadjah Mada 1985 itu malah mengungkapkan keinginannya kembali mengurus pabrik mebel kayu miliknya saat nanti tidak lagi menjabat sebagai Wali Kota Surakarta.
Jokowi, 50 tahun, memimpin Surakarta sejak 2005. Selama kepemimpinanya, wilayah kota seluas 44,03 kilometer persegi itu banyak mengalami perubahan. Pada tahun 2006, hampir seribu pedagang kaki lima direlokasi dari kawasan Monumen Juang Banjarsari ke Pasar Klitikan tanpa gejolak. Ini terjadi berkat ketelatenannya mendekati pedagang itu dengan mengundang makan siang hingga 54 kali.
Selain penataan kota, Jokowi juga dinilai sukses dalam memperbaiki sistem birokrasi di wilayahnya. Terbukti pengurusan kartu tanda penduduk kini hanya membutuhkan waktu satu jam, padahal sebelumnya perlu berhari-hari. Dengan rangkaian pencapaian itu, ia kembali terpilih sebagai Wali Kota Surakarta untuk periode kedua 2010-2015.
Jokowi yang dinilai sukses memimpin Surakarta ini ternyata juga diharapkan bisa membenahi Ibu Kota Jakarta. Ia pun masuk dalam daftar sembilan nama calon Gubernur DKI Jakarta yang akan diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
Ketika ditanyakan soal pencalonan Gubernur DKI Jakarta, Jokowi lagi-lagi menanggapi dengan guyon. “Jadi wali kota saja enggak ada potongan. Mau dinaikkan apalagi? Saya merasa tidak ada potongan dan tidak pintar,” katanya.
Jokowi bahkan dengan jujur mengakui bahwa pernah ada tamunya salah orang. “Waktu saya jadi wali kota enam bulan pertama, ada tamu datang yang disalami ajudan saya karena dia lebih mbodi,” ungkapnya yang sontak disambut tawa oleh awak media Tempo yang kala itu hadir di ruang pertemuan.
Di awal kepemimpinannya, Jokowi memang sempat diragukan kemampuannya. Namun, pengusaha mebel itu membuktikan dengan melakukan banyak tindakan yang mengutamakan kesejahteraan pedagang kecil dan rakyat biasa. Namanya semakin populer belakangan ini setelah membuat gebrakan dengan menjadi brand ambassador produk mobil lokal Kiat Esemka dan menjadikannya sebagai mobil dinas Wali Kota Surakarta.


 



Menjadi Walikota Dengan Niat Yang Mulia.
Biasa saja. Saya pikir tidak ada yang perlu disikapi berlebihan dengan jabatan yang saya pegang sekarang ini. Yang jelas, tanggung jawab saya sekarang menjadi sangat berat. Karena saya mengemban amanah dari masyarakat Solo untuk memimpin mereka menuju Solo yang lebih baik, maju dan mensejahterahkan seluruh lapisan masyarakat. Amanah itu saya terima dengan senang hati dan dengan penuh tanggung jawab.





 Demikian kalimat-kalimat bernada filosofis tinggi yang meluncur dari mulut Ir. H. Joko Widodo ketika menjawab pertanyaan Kabar UGM, tentang kesannya sebagai Walikota Solo. Ungkapan tersebut menggambarkan secara plastis kerendahatian sang walikota, yang lebih popular disebut Pak Jokowi. Kerendahatian Pak Jokowi, ternyata, bukan hanya sekadar rangkaian kata-kata saja. Ia bisa dirasakan juga oleh rakyat kecil. Dengarlah komentar para tukang becak di pinggir jalan utama kota Solo. “Pak Jokowi sangat dekat dengan masyarakat Solo lapis bawah. Dia sangat lekat di hati masyarakat Solo,” ujar seorang tukang becak.
Bagi masyarakat Solo, Pak Jokowi adalah seorang pemimpin yang sangat peduli dengan kehidupan mereka. Mereka menemukan keperibadian yang sangat menarik pada diri Pak Jokowi: mau merangkul mereka membangun Solo. Lebih dari itu, mereka sering kali menerima sembako gratis dari Pak Jokowi.
Sebelum menjadi walikota, Pak Jokowi dikenal sebagai seorang pengusaha yang bergerak di bidang mebel. ”Saya eksportir mebel. Aktivitas saya yang lain ya,…berorganisasi. Terakhir saya adalah ketua ASMINDO Surakarta,” ujar laki-laki kelahiran 21 Juni 1961 ini.
Pak Jokowi adalah lulusan Fakultas Kehutanan UGM tahun 1985. Dia masuk ke Fakultas Kehutanan UGM bertolak dari keinginannya sendiri untuk menjadi tukang kayu. Kebetulan orangtuanya menekuni bisnis perkayuan, “Orangtua saya tukang kayu, sehingga ada bau-bau kayunya,” kata Pak Jokowi tersenyum.
Saat menjadi mahasiswa, Jokowi muda sudah belajar hidup prihatin. Prinsip hidup ini menjadi pengalaman berharga buat dirinya dalam berwirausaha, “Saya kuliah ketika kemampuan ekonomi orangtua tidak hanya terbatas tetapi minus. Karena itu, saya memacu diri supaya tetap bersemangat belajar dan cepat lulus. Maklum, kalau kuliah semakin lama ongkos yang dikeluarkan kan semakin banyak. Kuliah di kehutanan UGM bagi saya sesuatu yang menyenangkan, mengingat saya memang dibesarkan di lingkungan keluarga yang turun temurun menggeluti perkayuan. Dukanya ya,…sebagai mahasiswa yang ekonominya minus, saya harus berhitung betul soal pengeluaran. Kalau ingin apa…ya harus mikir bener karena keterbatasan yang ada. Tetapi, ternyata kebiasaan kuliah itu sangat bermanfaat ketika saya sudah menggeluti dunia bisnis,” kata eksportir mebel ini.
Melihat posisi Pak Jokowi sekarang, bisa saja kita berpikir bahwa sewaktu kuliah dulu Pak Jokowi menjadi aktivis mahasiswa. Bukankah sudah jamak bahwa mahasiswa yang pernah menjadi aktivis ketika kuliah terjun ke dunia politik? Ternyata perkiraan kita keliru. Semasa kuliah dulu, Pak Jokowi lebih senang ikut kegiatan-kegiatan minat dan bakat seperti naik gunung dan sebagainya. “Kegiatan mahasiswa saya naik gunung, main basket dan camping,” ujar lulusan SDN 111 Tirtoyoso Solo ini.
Setelah menjadi Sarjana Kehutanan UGM, Pak Jokowi tidak langsung bekerja di Solo. Dia merantau dulu ke Aceh. “Setelah lulus dari Fakultas Kehutanan UGM saya bekerja di sebuah BUMN di Aceh. Kemudian saya kembali ke Solo dan bekerja di CV. Roda Jati, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang perkayuan. Sekitar tahun 1998, saya kemudian berusaha secara mandiri di bidang permebelan, khususnya sebagai eksportir. Alhamdulillah, setelah mengalami jatuh bangun di sana, bisnis yang saya tekuni ini mampu memberi kehidupan bagi saya dan keluarga,” kata suami Iriana ini.
***
Sekalipun Pak Jokowi tidak pernah menjadi aktivis mahasiswa sewaktu menjadi mahasiswa dulu, tidak berarti dia buta politik. Dia juga bukan menabukan dirinya mengikuti politik praktis. Dia malah bersedia terjun ke dunia politik praktis. “Semua orang bisa saja terjun ke dunia politik. Saya memang ikut berpartisipasi dalam proses pilkada di Surakarta, karena ada permintaan-permintaan serius dari elemen dan komponen masyarakat. Untuk menjadi wali kota, memang saya harus punya partai yang membawa saya,” tutur lulusan SMPN 1 Solo ini.
Lalu, apa yang mendorong Pak Jokowi mencalonkan dirinya jadi Walikota Solo? “Sebagai alumnus Fakultas Kehutanan UGM yang bergerak ke bidang politik, memang saya punya obsesi dan alasan. Pertama, saya sangat serius untuk maju. Saya ingin mengakomodasikan aspirasi-aspirasi serius yang muncul dari banyak pihak, baik secara pribadi maupun secara kelompok atau organisasi. Yang kedua, saya ingin bersama-sama seluruh komponen masyarakat membawa Solo ke arah yang lebih baik, baik di tingkat lokal, nasional maupun internasional. Yang ketiga, saya ingin pemerintahan ini diurus secara clean, jernih, tegas dan tanpa kompromi, sehingga good governance dan clean goverment benar-benar terwujud,” tambah lulusan SMAN 6 Solo ini.
Setelah menjadi walikota, Pak Jokowi menyadari bahwa banyak kalangan masyarakat yang kesulitan ekonomi akibat krisis moneter yang tak kunjung selesai ditambah kenaikan harga kebutuhan pokok akibat kenaikan harga BBM. Dia pun langsung bertekad mengantisipasi keadaan ini. Dia segera berusaha mensejahterakan masyarakat Solo yang dipimpinnya, “Saya kira di tempat kita (Solo-red), yang jelas kita berusaha bagaimana menarik investasi yang sebesar-besarnya dalam rangka memberikan lapangan pekerjaan seluas-luasnya pada masyarakat. Caranya dengan pemberian layanan perizinan. Bila dulu, perizinan akan keluar selama kurang lebih 6 bulan, sekarang ini urusan perizinan bisa selesai dalam tempo 4-6 hari. Ini terobosan yang kita lakukan,” kata bapak dari Gibran Rakabumi Raka, Kahiyang Ayu, dan Kaesang Pangarep ini.
***
Sampai sekarang, sudah 21 tahun Pak Jokowi meninggalkan kampus biru. Selama itu, dia tidak tahu banyak perkembangan yang terjadi di UGM. Dia juga tidak tahu kalau almamaternya telah menjadi PT. BHMN, “Terus terang saya kurang mengikuti perkembangan ketika UGM menjadi PT. BHMN. Menurut saya, apapun statusnya, yang penting di era globalisasi seperti saat ini, UGM selain harus mampu mengikuti trend sebagai sebuah perguruan tinggi yang mampu bersaing di tingkat global, juga jangan sampai meninggalkan “roh”-nya sebagai perguruan tinggi yang berorientasi kerakyatan. Karena orientasi inilah dulu UGM kerap disebut dengan istilah universitas ndeso. Orientasi itulah yang membuat UGM dan lulusannya bisa mengakar dan selalu nyambung dengan persoalan-persoalan kerakyatan. Sesuatu yang saya kira telah membuat nama UGM disegani hingga kini,” ungkap Pak Jokowi.
Mungkin karena rasa cintanya pada UGM, Pak Jokowi kemudian mengusulkan agar UGM menjadi entrepreneurship university. “Selain itu UGM harus mulai dikembangkan kearah Entrepreneurship University, dimana mahasiswa yang lulus dari UGM tidak lagi mencari pekerjaan, tetapi mampu menciptakan lapangan pekerjaan baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain,” tambahnya.
Akhirnya, Pak Jokowi berpesan kepada mahasiswa UGM, agar mereka menyiapkan pengetahuan yang banyak dan mental yang kuat selama belajar di UGM. ”Tantangan yang dihadapi adik-adik saya para mahasiswa di masa depan bakal lebih berat dibandingkan tantangan generasi saya dulu. Karena itu, tidak ada kata lain kecuali menyiapkan pengetahuan, keterampilan, mental dan semangat juang yang prima untuk bisa menghadapi tantangan tersebut,” tambahnya (wawancara dan penulisan: Gusti Grehenson; editing: Abrar). 


sumber: http://awaspinter.blogspot.com/
http://tokohsurakarta.blogspot.com/
tempo.com