Jika anda ingin
berpetualang dan menakhlukan sunrise di salah satu puncak terbaik dengan bayar
murah, harusnya anda pernah terpaksa merasakan pantat tepos dan tidak mandi
berhari hari. Hehehe. Seperti pengalaman saya bulan Juni kemarin ke Dataran
tinggi Dieng, Jawa Tengah. Petualangan saya dimulai dari Solo, berbekal bakat
sebagai daydreamer, ilmu dari google, hobi ngiler tiap liat liputan travelling
dan baca artikel wisata, saya dan seorang teman putuskan untuk mengeksplor Dataran
tinggi Dieng. Dengan modal pas-pasan karena 2 minggu sebelumnya saya baru
pulang dari travelling ke karimunjawa, maka saya putuskan perjalanan ke Dieng
kali ini harus super duper irit, dan saya memilih transportasi motor untuk
kesana. 141 km bukan jarak yang jauh banget sih menurut perkiraan saya.
Berbekal google map, saya berangkat dari Solo jam 9 pagi dengan rute
Solo-Jogja-Magelang-Temanggung-Wonosobo-Dieng.
Pukul
11 saya istirahat di salah satu market
Jogja karena pantat saya panas dan badan super pegal. Sekejap saya mampir dan ngobrol-ngobrol
dengan orang sekitar dan ...... Ya! Tampaknya saya 2 kali salah memilih jalur
yang dekat. Yang pertama harusnya kalau dari solo, lebih dekat lewat
Salatiga-Ambarawa, bukan lewat Jogja. Dan yang kedua, jika sudah terlanjur akan
lewat Jogja, harusnya begitu akan masuk Kota Jogja, saya masuk Ringroad, bukan
malah masuk ke kota dan muter2. Setelah cukup beristirahat dan menyesali
kesalahan itu, saya melanjutkan perjalanan. Setelah berkali kali berhenti
istirahat karena badan pegal dan tersesat karena googlemap yang tidak didukung
sinyal bagus, akhirnya saya sampai di kawasan Dieng pukul 5 sore.
Dieng merupakan kawasan dataran tinggi di Jawa
Tengah yang masuk wilayah Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo. Berada di barat
kompleks gunung sindoro dan sumbing, membuat
Dieng memiliki landscape alam yang mempesona. Tujuan pertama saya naik
ke puncak sikunir yang merupakan salah satu spot terbaik menikmati sunrise di
Indonesia. Dari kompleks candi, saya berkendara 30 menit atau sekitar 7km ke
Desa Sembungan. Desa sembungan merupakan Desa tertinggi di Pulau Jawa dan
suhunya bisa mencapai -10°C di bulan tertentu.
Dari
parkiran di bawah kaki bukit sikunir, saya lanjutkan mendaki sikunir setelah
beberapa jam beristirahat dan makan di warung. Sampai di puncak, saya dan teman
mendirikan tenda dan beristirahat. Esok harinya, saya lanjutkan perjalanan
mendaki ke puncak. Sampai di ketinggian 2260 mdpl, saya bersiap menanti
sunrise. Dan setelah lama menunggu, matahari yang dinanti akhirnya mulai muncul
di atas cakrawala. Langit di sekitarnya berubah warna menjadi biru nila.
Bentangan dataran tinggi Dieng mulai menampakan pesona keindahannya. Dan
arak-arakan awan putih bersepuh cahaya keemasan menambah keindahan pemandangan
pagi itu. Dan pantat panas serta badan pegal selama perjalanan ke sikunir,
terbayar lunas sekarang.
Setelah
puas menikmati sunrise, saya kembali turun, tanpa mandi saya makan di warung
bawah kaki bukit. Mencoba mie ongklok
makanan khas sana. Kemudian perjalanan saya lanjutkan turun ke bawah ke telaga Dieng.
Berada di ketinggian 2000 meter di atas permukaan laut dan dikelilingi
bukit-bukit hijau yang tinggi, Telangga Dieng menyajikan pesona keindahan yang
memikat kita. Harmonisasi alam dengan udara yang sejuk dan segar membuat
suasana Dieng membuat kita nyaman dan betah.
Di
objek wisata telaga Dieng ini, kita akan disuguhi pemandangan telaga warna yang
pertama. Nama telaga warna diberikan karena fenomena perubahana warna yang
sering terjadi di telaga ini. Terkadang berwarna hijau, toska, kuning atau
berwarna seperti pelangi. Hal tersebut terjadi karena telaga mengandung sulphur
yang tinggi, sehingga pengaruh kedalaman telaga mempengaruhi warna, serta sinar
matahari yang kena air membuat air berwarna warni seperti pelangi. Waktu yang
paling tepat untuk dating mengelilingi telaga adalah pagi sampai siang hari.
Telaga kedua yang berada di dekat telaga warna adalah telaga Pengilon ( atau
dalam bahasa jawa berarti cermin). Keunikan Telaga Pengilon adalah bukit dan
pepohonan yang berada di tepi telaga dapat terpantul ke telaga. Setelah
berkeliling menyusuri tepi telaga, jangan lupa untuk naik ke atas bukit dan
mengabadikan keindahan telaga dari atas bukit.
Lelah
menikmati keindahan Dieng, saya akhirnya pulang dengan sejuta cerita dan
pengalaman seru. Namun tidak lupa saya membeli oleh-oleh favorit khas Dieng.
Manisan Carica yang dijual mulai harga 5000 per cup. Namun masih banyak kawah , bukit dan gunung
sekiter Dieng yang belum saya eksplor. Jadi, pasti saya akan menyediakan waktu
saya nanti untuk kembali Ke Dieng.
Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
ReplyDeleteDalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
Yang Ada :
TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
Sekedar Nonton Bola ,
Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
Website Online 24Jam/Setiap Hariny