Tuesday 29 November 2011

perjalanan ke neraka


Perjalanan ke Neraka
By: agneshia christa

            “ Jika anda percaya pada Tuhan, maka Tuhan akan memberikan tempat di surga.”
            Dengan wajah bosan karena kotbah yang panjang itu aku berkata pada diriku sendiri. “ Omong kosong! Memangnya dia pernah ke surga?? Belum tentu juga surga dan neraka itu ada!”
            Seketika aku merasakan sesosok yang putih terang ada di hadapanku dan sekelilingku menjadi sangat terang sampai-sampai aku tak bisa melihat apapun karena silau. “ Ayo ikut saya.” Sesosok putih itu menggenggam tanganku. “ Kamu siapa? Kamu Tuhan?” aku berteriak kaget. Tapi sesosok itu tak menjawab. “ Tuhan, saya khan cuma tanya apakah pengkotbah itu pernah ke surga. Bukan berarti saya ingin merasakannya sekarang.” Tuhan tak menjawab dan langsung membawaku.
            Sampai kemudian aku sampai di suatu tempat yang berbau busuk, bau darah yang sangat menyengat, jalannya lembab, lembek, kotor, begitu pula dinding-dindingnya. Di sekitarnya terdengar rintihan dan teriakan kesakitan. Dan kemudian aku menyadari bahwa tempat ini dinamakan neraka. Seluruh tubuhku bergetar, belum pernah aku merasakan setakut  ini. Tapi Tuhan di sampingku tetap berdiri tenang.
            Aku melihat sekitar, secara global neraka terbagi menjadi tiga bagian. Pada bagian pertama menampung banyak orang, dimana orang-orang mengalami pembakaran tubuh berulang-ulang. Tubuh mereka digerogoti api dari atas ke bawah sampai habis,  dan setelah itu daging mereka muncul lagi dengan sendirinya, lalu terbakar api neraka lagi, tumbuh lagi, terbakar lagi, begitu sampai seterusnya. Dan tentunya terdengar ratapan tangis dan kertakan gigi yang memilukan. Tempat ini adalah tempat untuk orang yang tidak mengenal Tuhan.
            Pada sisi sebelah kanan neraka terdapat orang – orang yang tengah menjadi santapan jutaan belatung. Sedikit demi sedikit belatung itu menggerogoti tubuh manusia, hingga masuk ke dalam rongga-rongganya, memakan jantung, paru-paru dan organ lain. Kemudian daging itu tumbuh lagi dengan sendirinya, lalu dimakan belatung lagi, tumbuh lagi, dan dimakan lagi, begitu hingga seterusnya. Semua berteriak kesakitan, merintih dan menangis memohon ampun. Tapi tampaknya sudah terlambat memohon ampun sekarang.
            Sekarang aku benar-benar merasa tak kuat berada disini. Bau yang luar biasa menyengat, bau daging terbakar, bau hangus, bau darah, semuanya bercampur menjadi satu. Dan aku sadar ragaku masih berada di bumi. “ Tuhan, saya ingin pulang.” Aku berkata lirih dengan tubuh yang sudah sangat lemas. Tuhan tak menjawab, dia membawaku ke sisi lain dimana aku bertemu dua persimpangan. Di satu areal terdapat sel-sel berisi orang-orang yang dijaga iblis yang berkeliaran di luar sel. Satu manusia dijaga empat iblis yang mencongkel matanya, lalu mata itu muncul lagi, dicongkel lagi, muncul lagi dan berlangsung hingga seterusnya. Ini tempat untuk menghukum orang yang suka berbuat jahat dengan matanya. Dalam hati aku berkata, “ Mati aku, beberapa hari yang lalu aku masih mengintip orang mandi dan menonton VCD porno.”
            Kemudian ada tangan orang yang dikuliti, dikupas dan dipotong-potong. Sekali lagi teriakan dan rintihan kesakitan selalu terdengar dari berbagai penjuru. Ini hukuman untuk orang menyalahgunakan tangannya. Ada juga yang dipotong telinganya, karena semasa hidup tidak menggunakan telinganya dengan semestinya. Ada juga orang yang dipotong kakinya karena selama hidup sering datang ke tempat pelacuran.
            Saya berjalan masuk lebih dalam lagi, di jantung neraka panas yang sangat luar biasa. Disana terdapat sebuah sumur besar yang menyemburkan api yang luar biasa besar dan tentunya panas. Orang-orang diikat dan kemudian dicelupkan ke dalam kawah api hingga habis tubuhnya. Setelah habis, mereka diangkat dan tubuhnya tumbuh kembali, lalu dimasukan kembali ke dalam api, dan begitu seterusnya. Mereka adalah kaum homoseksual dan lesbian, dan dukun-dukun.
            Di tempat lain ada bagian dimana orang-orang alat kelaminnya dipotong dan kemudian tumbuh lagi, hingga digerogoti ribuan belatung. Mereka adalah orang-orang yang suka melakukan perzinahan. Kemaluan para pelacurpun dibakar hingga hangus.
            Lebih dalam lagi, saya sampai di satu areal yang sangat gelap dan lembab. Dinding-dindingnya kotor dan basah lembab. Terdengar teriakan iblis, “ Hai orang suci, ayo berkotbah!!! Aku dengarkan!!!” Lalu orang-orang yang terantai itu ditusuk dan dibakar, mulutnya dirobek-robek menggunakan tangan iblis. Seluruh iblis menjadikannya bahan ejekan. Disini adalah tempat bagi orang yang menjadi pemuka agama atau pengkotbah semasa hidupnya, namun tidak melakukan apa yang dikotbahkannya. Jadi tanggung jawab menjadi pengkotbah adalah sangat besar.
            Tubuhku semakin lemas melihat semua ini. dengan tatapan memelas dan demi alasan apapun aku ingin kembali ke dunia. Aku ingin segera meninggalkan tempat ini. segera.
            “ Tuhan saya lelah, ampun Tuhan, saya ingin kembali.”
            Tuhan tersenyum dan kemudian aku membuka mata, aku sedang terbaring di atas kursi. Di sekelilingku orang-orang berteriak memanggil namaku dan menepuk pipiku. Mataku semakin terbuka dan terdengar desahan nafas lega di sekitarku. “ Syukurlah kamu siuman.”

1 comment: