Perjalanan
ke Neraka
By:
agneshia christa
“ Jika anda percaya pada Tuhan, maka
Tuhan akan memberikan tempat di surga.”
Dengan wajah bosan karena kotbah yang
panjang itu aku berkata pada diriku sendiri. “ Omong kosong! Memangnya dia
pernah ke surga?? Belum tentu juga surga dan neraka itu ada!”
Seketika aku merasakan sesosok yang
putih terang ada di hadapanku dan sekelilingku menjadi sangat terang
sampai-sampai aku tak bisa melihat apapun karena silau. “ Ayo ikut saya.”
Sesosok putih itu menggenggam tanganku. “ Kamu siapa? Kamu Tuhan?” aku
berteriak kaget. Tapi sesosok itu tak menjawab. “ Tuhan, saya khan cuma tanya
apakah pengkotbah itu pernah ke surga. Bukan berarti saya ingin merasakannya
sekarang.” Tuhan tak menjawab dan langsung membawaku.
Sampai kemudian aku sampai di suatu
tempat yang berbau busuk, bau darah yang sangat menyengat, jalannya lembab,
lembek, kotor, begitu pula dinding-dindingnya. Di sekitarnya terdengar rintihan
dan teriakan kesakitan. Dan kemudian aku menyadari bahwa tempat ini dinamakan
neraka. Seluruh tubuhku bergetar, belum pernah aku merasakan setakut ini. Tapi Tuhan di sampingku tetap berdiri
tenang.
Aku melihat sekitar, secara global
neraka terbagi menjadi tiga bagian. Pada bagian pertama menampung banyak orang,
dimana orang-orang mengalami pembakaran tubuh berulang-ulang. Tubuh mereka
digerogoti api dari atas ke bawah sampai habis,
dan setelah itu daging mereka muncul lagi dengan sendirinya, lalu
terbakar api neraka lagi, tumbuh lagi, terbakar lagi, begitu sampai seterusnya.
Dan tentunya terdengar ratapan tangis dan kertakan gigi yang memilukan. Tempat
ini adalah tempat untuk orang yang tidak mengenal Tuhan.
Pada sisi sebelah kanan neraka
terdapat orang – orang yang tengah menjadi santapan jutaan belatung. Sedikit
demi sedikit belatung itu menggerogoti tubuh manusia, hingga masuk ke dalam
rongga-rongganya, memakan jantung, paru-paru dan organ lain. Kemudian daging
itu tumbuh lagi dengan sendirinya, lalu dimakan belatung lagi, tumbuh lagi, dan
dimakan lagi, begitu hingga seterusnya. Semua berteriak kesakitan, merintih dan
menangis memohon ampun. Tapi tampaknya sudah terlambat memohon ampun sekarang.
Sekarang aku benar-benar merasa tak
kuat berada disini. Bau yang luar biasa menyengat, bau daging terbakar, bau
hangus, bau darah, semuanya bercampur menjadi satu. Dan aku sadar ragaku masih
berada di bumi. “ Tuhan, saya ingin pulang.” Aku berkata lirih dengan tubuh
yang sudah sangat lemas. Tuhan tak menjawab, dia membawaku ke sisi lain dimana
aku bertemu dua persimpangan. Di satu areal terdapat sel-sel berisi orang-orang
yang dijaga iblis yang berkeliaran di luar sel. Satu manusia dijaga empat iblis
yang mencongkel matanya, lalu mata itu muncul lagi, dicongkel lagi, muncul lagi
dan berlangsung hingga seterusnya. Ini tempat untuk menghukum orang yang suka
berbuat jahat dengan matanya. Dalam hati aku berkata, “ Mati aku, beberapa hari
yang lalu aku masih mengintip orang mandi dan menonton VCD porno.”
Kemudian ada tangan orang yang
dikuliti, dikupas dan dipotong-potong. Sekali lagi teriakan dan rintihan
kesakitan selalu terdengar dari berbagai penjuru. Ini hukuman untuk orang
menyalahgunakan tangannya. Ada juga yang dipotong telinganya, karena semasa
hidup tidak menggunakan telinganya dengan semestinya. Ada juga orang yang
dipotong kakinya karena selama hidup sering datang ke tempat pelacuran.
Saya berjalan masuk lebih dalam
lagi, di jantung neraka panas yang sangat luar biasa. Disana terdapat sebuah
sumur besar yang menyemburkan api yang luar biasa besar dan tentunya panas.
Orang-orang diikat dan kemudian dicelupkan ke dalam kawah api hingga habis
tubuhnya. Setelah habis, mereka diangkat dan tubuhnya tumbuh kembali, lalu
dimasukan kembali ke dalam api, dan begitu seterusnya. Mereka adalah kaum
homoseksual dan lesbian, dan dukun-dukun.
Di tempat lain ada bagian dimana
orang-orang alat kelaminnya dipotong dan kemudian tumbuh lagi, hingga
digerogoti ribuan belatung. Mereka adalah orang-orang yang suka melakukan
perzinahan. Kemaluan para pelacurpun dibakar hingga hangus.
Lebih dalam lagi, saya sampai di
satu areal yang sangat gelap dan lembab. Dinding-dindingnya kotor dan basah
lembab. Terdengar teriakan iblis, “ Hai orang suci, ayo berkotbah!!! Aku
dengarkan!!!” Lalu orang-orang yang terantai itu ditusuk dan dibakar, mulutnya
dirobek-robek menggunakan tangan iblis. Seluruh iblis menjadikannya bahan
ejekan. Disini adalah tempat bagi orang yang menjadi pemuka agama atau
pengkotbah semasa hidupnya, namun tidak melakukan apa yang dikotbahkannya. Jadi
tanggung jawab menjadi pengkotbah adalah sangat besar.
Tubuhku semakin lemas melihat semua
ini. dengan tatapan memelas dan demi alasan apapun aku ingin kembali ke dunia.
Aku ingin segera meninggalkan tempat ini. segera.
“ Tuhan saya lelah, ampun Tuhan,
saya ingin kembali.”
Tuhan tersenyum dan kemudian aku
membuka mata, aku sedang terbaring di atas kursi. Di sekelilingku orang-orang
berteriak memanggil namaku dan menepuk pipiku. Mataku semakin terbuka dan
terdengar desahan nafas lega di sekitarku. “ Syukurlah kamu siuman.”
i almost puke.. wrong time to read this article.. lol
ReplyDelete