![]() |
Insinyur Universitas Gajah Mada ini memang forester sejati. Kecintaannya pada hutan dan kayu membawanya keliling dunia
untuk memasarkan mebel. Sebagai seorang walikota yang berprofesi awal sebagai
pembisnis mebel ini, beliau berusaha menerapkan “LINGKUNGAN HIDUP DAN
KEBUDAYAAN HIDUP BERDAMPINGAN.” Lelaki kelahiran Solo, 21 Juni 1961 itu ingin mengembalikan
kota ini ke jati dirinya sebagai kawasan tradisi yang sejuk. ”Grand design tata
ruang Solo adalah eco-cultural city.
Taukah anda berapa jumlah mall di Solo????
Dua!! Hanya dua! Ya, hanya dua! Hanya dua mall untuk area yang cukup luas
Taukah anda berapa lahan kota yang dijadikan “hijau” dan “lapang” ??
Silahkan datang sendiri ke Solo dan nikmati “spirit”nya
Taman-taman kota telah direvitalisasi. Kawasan
bantaran sungai ia sulap menjadi Green Belt atau Sabuk Hijau. Dimulai dengan
merintis hijauan di sepanjang jalur Citywalk, kini Jokowi mengembangkan jalur
pedestrian di penjuru lain kota ini.”Taman Sekartaji seluas total 38 hektare di
sepanjang Kali Anyar kini tak hanya menjadi peneduh, tapi juga area yang indah
dan paru-paru kota,” jelasnya. Taman Balekambang, yang tiga tahun lalu masih
kumuh oleh permukiman liar dan kesenian rakyat Wayang Tobong, kini bukan hanya
paru-paru kota dan catchment area atau daerah tangkapan air, tapi juga kawasan
wisata.
”Dalam lima tahun ke depan, Solo akan menjadi Kota Dalam Kebun. Setiap ruang publik terbuka yang
belum ada hijauannya, kita tanami tanpa kecuali. Pagar-pagar dinding dan besi dirobohkan,
diganti pagar hidup, atau ditanami rambatan.”
Tidak salah Wakil Presiden Boediono
telah mencanangkan Solo sebagai the Indonesian City of Charm dalam the 7th
China-ASEAN Expo, di Nanning, Guangxi, Cina, Oktober 2010. Untuk meneguhkan
ikon tersebut, Jokowi bercita-cita mewujudkan desain tata kota lima tahunan
pada periode kedua kepemimpinannya. ”Dalam lima tahun ke depan, Solo akan
menjadi Kota Dalam Kebun. Setiap ruang publik terbuka yang belum ada
hijauannya, kita tanami tanpa kecuali. Pagar-pagar dinding dan besi
dirobohkan, diganti pagar hidup, atau ditanami rambatan.” Dia berharap, 30-35 persen wilayah kota akan menjadi kebun dan pada 15
tahun ke depan bahkan akan menjadi hutan. ”Ya, karena dalam jangka panjang,
desain tata kota ini adalah Kota Dalam Hutan. Isu pemanasan global, climate
change, dan green city telah menjadi
perbincangan dunia – dan Solo tak mau ketinggalan untuk mengambil peranan
positif,” kata Jokowi. ”
sumber:rollingstone
No comments:
Post a Comment